UPAYA MENGHIDUPKAN MASJID DENGAN WASOMA KARYA TULIS ILMIAH 2015

KARYA TULIS ILMIAH
Upaya Menghidupkan Masjid Nurul Ilmi SMPN 1 Klari dengan WASOMA














DISUSUN OLEH :
TIFANY ANGGRAENI PUTRI SOLIHAT
KELAS : 
IX D

SMP NEGERI 1 KLARI 
APRIL 2015









LEMBAR PENGESAHAN 
KARYA TULIS ILMIAH
UPAYA MENGHIDUPKAN MASJID DENGAN WASOMA


Disusun oleh : 



Tifany Anggraeni Putri Solihat



Disetujui oleh : 

Pembimbing 
Guru Mata Pelajaran Bahasa indonesia 




Dwi Wahyu Ariani, S.Pd
NIP : 197012251999032002



Disahkan oleh :

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Klari 




Drs. H. Sofyan Hidayat, M.Pd
NIP : 196502131994122002








KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb.

           Pertama-pertama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt.  yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun bisa sampai kepada jenjang yang paling tinggi di tingkat SMP. Dan tak lupa solawat dan salam semoga terlimpah curah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw. Atas hidayah-Nya juga saya selaku peserta didik dapat membuat Karya Tulis Ilmiah sebagai tugas terakhir dari tugas Bahasa Indonesia dengan judul “Upaya Menghidupkan Masjid Nurul Ilmi SMP Negeri 1 Klari dengan WASOMA”. 
          Dalam kesempatan ini saya selaku penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semuanya yang ikut membatu keberlangsungan Karya Tulis Ilmiah ini kepada :
1. Kepala Sekolah SMPN 1Klari, Bapak Drs. H. Sofyan Hidayat,M.pd yang telah memberi izin untuk bisa menulis Karya Tulis Ilmiah.
2. Ibu Dwi Wahyu Ariani, S.Pd selaku Guru Bahasa Indonesia yang telah banyak memberi ilmu tentang Karya Tulis Ilmiah dan tentang yang beliau ketahui.
3. Orang Tua selaku pemberi semangat khususnya Ibu, yang selalu support saya dalam keadaan terpuruk maupun ketika keadaan bahagia, yang ikut membatu materi kepada saya selaku penulis.
4. Kepada rekan-rekan teman seangkatan saya, maupun adik-adik kelas yang saya sangat sayangi, yang ikut membatu mengisi quisioner.

          Saya selaku penulis menyadari bahwa Karya Tulis saya jauh dari kata sempurna. Dari segi bahasa, susunan, dan penulisannya. Untuk itu saya berharap kepada seluruh pihak yang telah membaca Karya Tulis ini, saya mohon untuk memberikan saran dan tanggapannya tentang Karya Tulis ini. Karena tanpa kerja sama dari semua pihak, saya tidak mungkin bisa menyelesaikan Karya Tulis yang sederhana ini. Khususnya Guru Bahasa Indonesia guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi saya untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang. 







DAFTAR ISI 

Kata Pengantar .................................................................................. 3
Daftar Isi ............................................................................................. 4

Bab I : Pendahuluan 

a. Latar Belakang Masalah........................................................... 5
b. Rumusan Masalah...................................................................... 6
c. Tujuan Pelitian........................................................................... 6
d. Manfaat Penelitian..................................................................... 6

Bab II : Kajian Teori 

a. Masjid............................................................................................ 7
b. WASOMA.................................................................................. 7-8
c. Menghidupkan.......................................................................... 8-9

Bab III : Metodologi Penelitian 

a. Jenis Penelitian.......................................................................... 10
b. Waktu dan Tempat Penelitian................................................. 10
c. Subjek Penelitian...................................................................... 10
d. Pengumpulan Data.............................................................. 10-13

Bab IV : Pembahasan 

a. Penyebab peserta didik sering mengacuhkan masjid........ 14-15
b. Keutamaan mengerjakan salat dengan WASOMA................. 15
c. Cara menghilangkan kemalasan untuk mengerjakan salat lima waktu...............................................................................................15-16
d. Cara menerapkan WASOMA untuk membuat masjid tampak lebih hidup........................................................................................... 16

Bab V : Kesimpulan dan Saran 

a. Kesimpulan............................................................................ 17-18
b. Saran............................................................................................ 18
Daftar Pusaka...................................................................................... 19






BAB 1

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah 

          Masjid atau Mesjid adalah Rumah tempat beribadah umat muslim. Kata masjid berasal dari kata sajada yang artinya sujud atau tunduk. Masjid yang berukuran lebih kecil disebut Musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah, dan belajar Al-Qur’an sering dilaksanakan di masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran. 

          Masjid dibangun untuk dipakai beribadah, bukan hanya sebagai hiasan semata, bahwa ada masjid berarti sekelilingnya memeluk agama Islam. Begitu pula dengan Masjid yang ada di area sekolah SMPN 1 Klari ini atau yang akrab banget disebut SAKLAR. Mungkin saja Masjid ini dibangun hanya semata-semata untuk dilihat dan dilewati bukan untuk dimasuki dan bertafakur di dalamnya. Ironis sekali bukan? Hanya segelintir orang bahkan hitungan jari yang sudah berteman dekat dengan masjid. Memang tidak semua sekolah mewajibkan para anak didiknya untuk salat berjamaah, oleh karena itu juga tidak semua peserta didik terbuka dan mendapat hidayah untuk mendekatkan diri kepada Sang Kholik. 

          Sebuah kesalahan yang fatal dari suatu pembelajaran yang hanya diamalkan di dunia tapi tidak sedikit pun menyentuh pembelajaran urusan akhirat. Apabila permasalahan terus menerus dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan masjid hanya akan menjadi hiasan belaka. Bagaimana dengan generasi selanjutnya yang hanya hidup dengan jasmaninya saja, tapi tidak dengan rohaninya, bahkan seolah-olah telah tiada? Nauzubillahiminzaliq. 

          Sudah banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan sekaligus penyakit ini. Tapi apa boleh buat tidak semua orang mendapat hidayah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Keputusan untuk merubah diri pada akhirnya ada apa diri seseorang tersebut. Walaupun banyak yang membujuk dan menyarankan untuk segera bertobat, tapi tidak semua orang bisa langsung berubah seperti membalikkan tangan. Semua butuh proses tapi dalam sebuah proses dibutuhkan usaha tidak hanya sekedar berkata “aku mau tobat” dengan sebuah omong kosong didalamnya. 

          Permasalahan ini tidak hanya mengikutsertakan satu orang atau beberapa orang, tapi seluruh lapisan masyarakat maupun lapisan struktur dari sekolah tercinta ini, SMPN 1 Klari. Pada dasarnya kita semua mengikuti apapun yang kita lihat, oleh karena itu tidak semua yang dilihat disekolah itu baik bahkan patut ditiru, untuk itu mulai saat ini penulis dan peserta didik bertekad untuk melakukan hal yang baik yang bisa ditiru oleh adek-adek kita. Contohnya saja seperti salat Duha. Itu juga bisa jadi ajang bersosialisasi dengan kelas lain, bahkan dengan orang yang tidak kenal. 

          Dari permasalahan dan kondisi yang dihadapi ini, agar para peserta didik ini mau melaksanakan salat dengan tidak terpaksa dan tentu tulus dari hati. Diciptakan dan diadakan WASOMA. 



B. Rumusan Masalah

        Rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah sebagi berikut :

1. Apakah yang menyebabkan peserta didik sekaligus staf pengajar sering mengacuhkan Masjid?
2. Apakah keutamaan mengerjakan salat dengan WASOMA?
3. Bagaimana cara menghilangkan kemalasan untuk melaksanakan salat lima waktu ?
4. Bagaimana cara menerapkan “WASOMA” untuk membuat Masjid tampak lebih hidup?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah 

1. Untuk mengetahui alasan peserta didik sekaligus pengajar tidak mengacuhkan Masjid.
2. Untuk mengetahui keutamaan mengerjakan salat dengan WASOMA.
3. Untuk mengetahui cara menghilangkan kemalasan untuk melaksanakan salat lima waktu.
4. Untuk mengetahui penerapan WASOMA agar menjadikan masjid tampak lebih hidup.

D. Manfaat Penelitian 

 Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi sekolah 

      a. Menjadikan sekolah Islami walaupun berlabel Sekolah Negeri
      b. Nama baik sekolah menjadi meningkat

2. Bagi peserta didik 

      a.  Peserta didik ikut menghidupkan Masjid
      b.  Peserta didik lebih banyak waktu untuk Bertafakur 
      c. Peserta didik akan bersosialisasi lebih banyak lagi dengan                        orang lain bahkan dengan orang yang tidak dikenalnya.

3. Bagi Penulis

       a. Penulis bisa mengambil hikmah dari penelitiannya
       b. Penulis bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah








BAB II

KAJIAN TEORI

A. Masjid 

          Dalam wikipedia dijelaskan bahwa Masjid atau Mesjid adalah Rumah tempat beribadah umat Islam. Arti dari kata Masjid adalah sajada yang artinya sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri berasal dari bahasa Karam. Kata masgid (m-s-g-d) artinya “tiang suci” atau “tempat sembahan” ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke-5. Masjid artinya tempat sujud, dan masjid yang berukuran lebih kecil disebut juga musholah, langgar atau surau. Masjid juga sering disebut dengan Rumah Allah. 

          Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan kegiatan hari besar, diskusi, ceramah dan belajar Al Qur’an sering di laksanakan di masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan bahkan kemiliteran. 

          Menurut Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI), Imam Darukuthni. Menjelaskan bahwa “Semakin terus bertumbuhnya populasi muslim, turut berimbas pada bertambahnya masjid. Persebaran masjid di Indonesia juga belum merata, masjid terbanyak masih berada di pulau jawa. Menurut DMI, di Indonesia ada 300.000 masjid dan 500.000 musalah yang terdata. Jika dibandingkan dengan penduduk muslim yang ada di Indonesia setiap satu masjid dapat mengakomodasi 250 jamaah”.

          Tapi pada saat ini Masjid berubah fungsi menjadi hiasan semata. Mendengarnya sudah membuat bulu kudruk merinding bukan ? Kecewa sih pasti. Saya bisa apa kalau hanya yang ikut berjihad di jalan Allah hanya segelintir orang bahkan hitungan jari. Begitu juga dengan Masjid Nurul Ilmi yang berada di area SAKLAR, kondisinya sangat memprihatinkan. Karena tidak ada yang menyentuhnya, Masjidnya sangat berdebu, kalau bukan satpam yang menyapunya mungkin sudah seperti rumah yang sudah tidak ditempati lagi oleh penghuninya. 

          Sebenarnya itu semua kembali lagi kepada pribadi masing-masing. Tentang keteguhan hati dan keimanan seseorang yang berbeda setiap insannya. Itu juga masih berhubungan dengan kebijakan Yang Maha Esa bahwa tidak semua makhluknya diberikan Hidayah-Nya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. 

B. WASOMA

          Singkatan di atas mungkin sedikit asing di telinga Anda, para pembaca. Tentu saja karena singkatan ini hanya akan Anda temukan di SAKLAR. Dan mungkin juga akan berlaku di sekolah-sekolah lain. Baiklah mari kita bahas tentang WASOMA.

          WASOMA adalah singkatan dari Wajib Solat Berjamaah. Menurut wikipedia disebutkan bahwa Salat berasal dari bahasa Arab yaitu Sholat  yang artinya Ritual ibadah pemeluk agama Islam. Praktik salat harus sesuai dengan segala petunjuk dan tata cara Nabi Muhammad saw. Sebagai figur dari perintah Allah. 

          Menurut bahasa Salat adalah doa. Sedangkan menurut istilah salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan Takbiratul Ihram dan diakhiri dengan Salam. Sedangkan Berjamaah menurut wikipedia adalah bersama-sama. Jadi Salat Berjamaah berasal dari Bahasa Arab (sholatul Jama’ah) atau yang diterjemahkan berarti merujuk pada aktivitas salat yang dilakukan secara bersama-sama. Salat ini dilakukan minimal dua orang  dengan salah seorang menjadi Imam (Pemimpin Salat) dan yang lainnya menjadi makmum. 

          Di dalam agama islam juga ada sebutan untuk Salat Sendirian atau yang disebut Salat Munfarid. Menurut salah satu artikel yang saya baca atau untuk lebih tepatnya wikipedia. Salat Munfarid adalah Salat sunah maupun wajib yang dikerjakan sendiri baik di rumah, masjid, musalah dan sebagainya. 
  
          Ketika salat berjamaah ada makmum yang terlambat biasa dinamakan makmum masbuk. Tapi kebanyakan orang jika terlambat tidak mau mengikuti Imam, bahkan dia salat Munfarid. Kesadaran akan Salat Berjamaah di SAKLAR masih kurang, sangat perlu untuk ditingkatkan. Namun orang yang mebangun untuk salat berjamaat saja tidak ada, bagaimana untuk merubah menjadi lebih baik lagi. 
Menurut Imam Darukuthni, menilai bahwa pertumbuhan masjid ini kurang diikuti dengan upaya memakmurakannya. Memakmurkan masjid bukan hanya mengenai salat berjamaah karena itu sudah dasar dan kewajiban setiap muslim. Hal yang paling penting, yakni ketika mengembalikan fungsi masjid seperti pada masa Rasulullah sebagai pusat komunitas. 

          Kebetulan sekali, SMP Negeri 1 Klari baru melantik KETOS dan OSIS baru. Ada salah satu kandidat dari nomer 1, yang mempunyai visi dan misi seperti saya, yaitu menghidupkan Masjid. Jadi sedikitnya ada salah satu dari sekian banyak peserta didik yang mencoba menyadarkan ribuan peserta didik di SAKLAR. Ternyata visi-misi tersebut dapat terwujud, walaupun tidak setiap peserta didik mematuhi peraturan tersebut. 
     
C. MENGHIDUPKAN

          Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menghidupkan adalah kata Verbal yang mempunyai imbuhan “me” dan “an” yang berarti menjadikan, membuat, menyebabkan dan kata “hidup” dipakai dalam berbagai makna seperti menyalakan, membakitkan kembali, menghidupkan semangat, menghidupkan perkumpulan, membakar, menghidupkan api, menghidupkan orang mati, menghidupkan mesin mobil dan menghidupkan harapan. 

          Jadi menghidupkan bisa diartikan menjadikan semangat lebih hidup,membuat perkumpulan lebih hidup, membuat harapan menjadi hidup, dan lain sebagainya. Jika kata menghidupkan disatukan dengan kata masjid akan memiliki arti membuat masjid tampak lebih hidup. 
Masjid tidak hanya dijadikan tempat ibadah saja, tetapi di dalamnya terdapat fungsi sosial, pendidikan, dan ekonomi. Masjid tidak hanya perlu dimakmurkan jamaah, tapi juga harus memakmurkan jamaah. Saat ini DMI telah memberdayakan masjid dalam bidang pendidikan dari usia dini hingga lanjut usia. Program tersebut telah diselenggarakan di 1.150 masjid dengan mendirikan PAUD bekerja sama dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang ada di Indonesia. Tahun ini pihaknya berharap 3.000 masjid yang dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas PAUD.

          Imam juga berharap masjid tidak hanya ramai saat salat berjamaah saja setelah itu kosong, selain pendidikan masjid juga perlu melakukan pemberdayaan ekonomi. DMI pun menginisiatif simpan pinjam di masjid berdasarkan sistem syariah. 
Jika semua inisiatif sudah dilakukan hal yang tinggal ditunggu adalah kesadaran umat muslim itu sendiri. Karena jika masjid sudah memakmurkan jamaahnya hanya tinggal jamaah memakmurkan masjidnya. Oleh karena itu penulis berharap harus adanya kolaborasi antara jamaah dan pengurus masjid. 





BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 


A. Jenis Penelitian 

          Penelitian ini dilakukan menggunakan quesioner. Penelitian ini termasuk kepada penelitian observasi dan juga deskriptif. Menurut salah satu artikel yang saya baca, Penelitian atau riset adalah terjemahan dari kata research yang merupakan gabungan dari kata re dan search yang artinya “mencari kembali”. Sedangkan observasi adalah mengamati dan mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi pada fenomena natural maupun sosial, yang terjadi dalam tingkatan waktu tertentu, dan tidak dapat dikendalikan oleh si peneliti. Pengertian deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. 

B. Waktu dan tempat penelitian 

          Penelitian dilakukan mulai dari tanggal 9 Maret 2015 sampai dengan 25 Maret 2015. Hasilnya sangat memuaskan, setelah diberlakukan peraturan WASOMA. Peserta didik ikut berpartisipasi, tapi walaupun begitu masih banyak peserta didik yang belum mematuhi peraturan. 

C. Subjek Penelitian

          Subjek penelitian ini adalah dengan WASOMA. Pada awalnya berjalan dengan mulus tanpa ada rintangan, tapi untuk selanjutnya belum dipastikan berjalan dengan lancar, pasalnya tidak 100% peserta didik mau mentaati peraturan yang telah berlaku. Sebagaimana yang Ketua Osis katakan “Salat ngga salat terserah, pokoknya kalau 3 kali ngga salat berjamaah akan dikenakan sanksi”. Peraturan ini baru berlaku pada hari selasa kemarin pada tanggal 24 maret 2015.  

          Saya berharap perturan ini bisa terus ditegakan pasalnya ini membuat peserta didik lebih medekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Untuk pengurus OSIS selanjutnya juga diharapkan tetap memakai dan melestarikan peraturan ini sebagaiman mestinya. Ketahui bahwa dampaknya tidak akan muncul sekarang tapai nanti kalian peserta didik terutama saya sekaligus penulis bisa merasakannya di kemudian hari. 

D. Pengumpulan Data  

          Pengumpulan data dilakukan menggunakan Quesioner dan juga sejumlah wawancara yang saya lakukan dengan Wakil Ketua OSIS. Banyak foto yang bisa saya dapat dari pengumpulan data ini. Fotonya sebagai berikut : 





          Semula sebelum diadakannya WASOMA, masjid tampak lebih sepi, bisa dikatakan sebagai rumah kosong, karena tidak ada yang memasuki maupun yang beriktikaf didalamnya. 




























          Beberapa guru banyak yang ikut berpartipasi untuk menghidupkan masjid. Walaupun tidak setiap hari setidaknya itu sudah cukup untuk membuat masjid tampak lebih hidup. 
















         Setelah peraturan berlaku tampak dari luar saja sudah terlihat bahwa masjid sedang dipenuhi orang yang ingin melaksanakan ibadah salat berjamaah. Keberhasilan mungkin sudah 80% berhasil tinggal 20% lagi. Saya bangga dengan perubahan yang drastis ini, walaupun saya yakin sebagian dari mereka salat karena terpaksa. 







          Kita bisa liat disini. Terkadang pemandangan seperti ini sangat langka di sekolah- sekolah yang lain. Jika akan salat hendaklah berwudhu seperti yang dilakukan oleh gambar diatas. Mereka berwudhu dengan sangat tertib. Ketertiban sepertinya sudah mendarah daging dalam jiwa raga mereka, patut diancungi jempol mereka melakukan wudhu dengan tertib dan berbaris dengan rapi. 













          Setelah berwudhu mereka melakukan salat sedemikian rupa seperti yang kita liat digambar. Ada yang salat berjamaah hanya dengan temannya tapi tidak dengan salat berjamaah menggunakan imam laki-laki. Ada yang salat munfarid, itu memang tidak jadi masalah. Tapi sebaiknya salat lebih unggul jika salat berjamaah. Lagi-lagi ini patut diancungi jempol, karena mereka saling meminjamkan mukena kepada temannya yang tidak membawa mukena dan juga menunggu temannya selesai salat sebagaimana lamanya juga mereka akan tetap menunggu teman mereka menyelesaikan salatnya.










BAB 1V 
PEMBAHASAN 


A. Penyebab peserta didik sering mengacuhkan masjid

Hal-hal yang menyebabkan peserta didik sekaligus staf pengajar sering mengacuhkan masjid adalah sebagai berikut:

1. Malas 

          Malas adalah salah satu faktor dari semua yang kita lakukan, pasti ada saja setan yang membisikkan diri kita untuk menjauhkan diri dari Sang Kholik. Ini adalah kelemahan dari manusia yang mudah digoda dan terombang-ambing. Kemalasan bisa dicegah dengan niat Karena Allah. Bisa juga dengan membaca istigfar sebanyak-banyaknya dan juga surat An-Nas sebanyak 3 kali. 


2. Masjid tidak terpelihara dengan baik 

         Misalnya saja karpet tempat salat yang jarang dicuci bahkan tidak pernah. Kemudian sarung, mukena, dan sajada yang berbau tidak sedap. Sebaiknya dilakukan penjadwalan pencucian mukena, sarung, sajadah dan karpet yang bergilir setiap minggunya kepada setiap kelas. 


3. Adzan yang jarang dikumandangkan

          Adzan yang seharusnya dikumandangkan pada jam-jam tertentu untuk memanggil umat untuk segera melakukan salat fardhu. Tapi keanehan terjadi di Masjid nurul Ilmi yang terletak di SMP Negeri 1 Klari, jarang sekali terdengar adzan pada saat salat Zuhur. Bukankah itu bisa dikategorikan sebagai dosa besar? Tentu, tapi jika ada salah satu saja dari peserta didik melakukan adzan, itu sangat menyelamatkan semua warga yang ada di sekolah SAKLAR. 

          Tapi berhubung ketebalan peserta didik maupun staf mengajar kurang, ini berdampak pada generasi selanjutnya yang tidak perduli dengan keadaan masjid. Bahkan tidak kenal dengan bangunan masjid. Lagi-lagi sebaiknya dilakukan penjadwalan adzan yang bergilir setiap kelasnya, itu juga diperlukan musyawarah untuk seluruh KM kelas. 

4. Sepinya masjid

          Itu juga menjadi penyebab karena sepinya masjid membuat orang malas memasukinya. Semua upaya sudah dilakukan dengan sungguh-sungguh, tapi sulit untuk meramaikan masjid. Semua telah banyak dicoba, terakhir tinggal keinginan dari diri masing-masing. 

5. Peralatan yang kurang memadai

          Misalnya saja, pengeras suara untuk mengumandakan adzan kurang bisa terpakai, terlebih ketika mic rusak atau bahkan tidak ada, itu sangat menggangu sekali jalannya ibadah. Selain itu alat-alat kebersihan pun kurang lengkap, ketika seseorang ingin menyapu lantai yang kotor tapi karena keterbatasan alat-alat kebersihan seperti ; sapu, pel-pelan, pengki, kemoceng, dan lain sebagainya. Dan keterbatasan untuk membaca Al-Qur’an. Hanya hitungan jari Al-Quran yang bisa dibaca dan juga layak pakai. 

B. Keutamaan mengerjakan salat dengan WASOMA

         Berikut ini adalah keutamaan dari salat yang dilakukan dengan teknik WASOMA: 

1. Salat berjamaah lebih utama dibandingkan dengan salat munfarid (sendirian) dengan pahala 27 derajat

2. Setiap langkahnya diangkat kedudukannya 1 derajat dan dihapuskan baginya satu dosa

3. Di doa’kan oleh para malaikat

4. Terbebas dari pengaruh kekuasaan setan

5. Memancarkan cahaya yang sempurna di hari kiamat

6. Mendapatkan balasan yang berlipat ganda

7. Sarana penyatuan hati dan fisik saling mengenal dan saling medukung satu sama lain

8. Membiasakan kehidupan yang teratur dan disiplin, pembiasaan 
ini dilatih dengan mematuhi tata tertib hubugan antara imam dan makmum, misalnya tidak boleh menyamai apalagi mendahului gerakan imam dan menjaga kesempurnaan shaf-shaf salat

9. Merupakan pantulan kebaikan dan ketaqwaan

10. Keringanan salat akan terasa ketika sedang salat berjamaah.



C. Cara menghilangkan kemalasan untuk melaksanakan salat lima waktu

         Kemalasan memang alasan dari semua pekerjaaan yang kita lakukan. Jika tidak pernah malas mungkin itu bukan manusia, karena kemalasan adalah identik dengan manusia, betapa rajinnya makhluk tersebut, pasti dia pernah mengalami yang namanya kemalasan. 

         Berikut ini adalah cara-cara untuk menghilangkan kemalasan yang sangat erat ditubuh kita : 

1. Tanamkan Niat

         Jika sifat ini tidak ada dalam setiap pekerjaan atau perbuatan mungkin tidak akan berhasil dikerjakan atau malah melenceng seperti yang diharapkan. Niat harus ada dalam diri setiap insan, keteguhan niat berbeda-beda. Oleh karena itu, pada awal memulai aktivitas jangan pernah menjatuhkan jiwa untuk berkata “tidak bisa” dan juga untuk berkata “malas” karena itu membuat badan yang tadinya semangat menjadi tidak bergairah. 

         Sama halnya dengan salat, salat juga harus diniatkan dari hati dan bersungguh-sungguh, sebab keberhasilan meyelesaikan pekerjaan atau sesuatu tergantung kepada niatnya, oleh sebab itu niat dengan sebaik mungkin di pagi hari dapat menjadikan pekerjaan itu 80% berhasil tinggal perbuatan yang melakukan apa kata otak dan hati. Dinatkan juga bahwa pahala melakukan salat itu besar dan meninggalkannya mendapat dosa yang sangat besar. 

2. Imbangi dengan kebiasaan 

         Kebiasaan merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan secara berlanjut dan juga tetap. Tetapi kebiasaan negatif juga perlu dihilangkan hal ini karena perilaku negatif dapat berdampak negatif dan sebaliknya kebisaan positif perlu dilanjutkan bahkan ditularkan kepada kerabat terdekat Anda. Agar dampak positif tidak terdapat pada diri Anda saja tapi terdapat pada insan-insan yang juga dekat dengan keseharianAnda. 

3. Jangan menunda waktu salat 

          Kebiasaan ini sering kita lakukan khususnya kaum hawa yang lebih banyak menyebut kata malas daripada menyebut kata rajin. Dan juga jangan bilang “nanti” ketika mendengar seruan Allah. Walaupun sedang mengerjakan yang statusnya sulit, hentikan beberapa saat untuk menyembah Allah. Ketika salat, hati dan pikiran menjadi tenang. Disamping itu tanpa disadari pekerjaan Anda akan cepat terselesaikan karena muncul berbagai macam inspirasi setelah Anda mengerjakan salat. 

D. Cara menerapkan WASOMA untuk membuat masjid tampak 
lebih hidup

1. WASOMA dimasukkan ke daftar nilai agama

         Maksud peraturan diatas, jadi setiap peserta didik mengerjakan salat berjamaah akan di absen sekaligus di tambahkan ke daftar nilai untuk sebagai tambahan nilai yang kurang dari pelajaran Pendidikan Agama Islam. Peraturan di atas juga membuat Masjid tidak lagi diacuhkan, dan juga lebih banyak orang yang memasuki masjid untuk beriktikaf. Efeknya mungkin tidak akan terasa sekarang, karena sebagian peserta didik salat karena terpaksa. Tapi jika dilakukan secara berkala dan rutin akan menjadikan peserta didik menjadi terbiasa dengan perilaku yang sangat baik. 

2. WASOMA tidak dikerjakan selama 3 kali diberi sanksi

         Peraturan yang kedua ini, lebih sedikit diberi pelajaran karena tidak mau mengerjakan salat berjamaah, atau apapun alasannya yang bersifat melanggar, contohnya ; malas, kabur, tidak membawa mukena dan sarung, malas mengantri, malas salat berjamaah, dan  lain sebagainya. Ini diadakan karena takut  yang rumahnya  jauh sudah masuk salat Ashar jadi tidak sempat mengerjakan salat Zuhur di rumah. Itu juga misalkan di rumah ada pekerjaan yang harus cepat diselesaikan dapat dengan tenang mengerjakan karena sudah mengerjakan kewajiban. 

         Itu juga ditakutkan sampai rumah malah ketiduran karena kelelahan yang berlebih setelah melakukan aktivitas yang padat. Jika WASOMA tidak dikerjakan selama tiga kali berturut-turut akan diberi sanksi yang cukup jera yaitu, berpidato di depan semua peserta didik yang lainnya. Sanksi itu diharapkan dapat membuat jera peserta didik yang tidak mau mematuhi peraturan. 





BAB V 
KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN

         Hati yang terbuka untuk berkunjung sekaligus beritikaf ke masjid jelas lah sempit. Hanya orang-orang yang bertaqwa lah yang mengerti dengan mendekatkan diri kepada Allah. Sekalipun dibuat peraturan, sangat percuma jika kita hanya mengerjakan secara terpaksa dan tidak mengambil hikmahnya. Cara-caranya untuk menghilangkan kemalasan salat lima waktu adalah sebagi berikut : 


1. Bersiap mengambil air wudhu sebelum adzan. Kalaupun belum, begitu adzan terdengar segera berwudhu. 

2. Jangan menunda salat setelah adzan berkumandang, semakin lama menunda maka akan semakin malas. 

3. Selalu ingat bahwa malaikat Izrail bisa datang kapanpun untuk mencabut nyawa kita. 

4. Pikirkan segala azab yang akan diberikan oleh Allah apabila kita meninggalkan salat. 

5. Kenali sifat-sifat Allah karena dengan mengenal sifat-sifat nya manusia akan dapat merasakan kehadiran-Nya dan tumbuh rasa cinta terhadap Allah. Dengan ini manusia akan turut setiap peerintah Allah dan tidak akan menunda salatnya lagi.

6. Ingat bahwa salat itu penting sebelum kita disolatkan.

7. Sebagai manusia kita tidak lepas dari melakukan dosa, dan waktu salat adalah waktu yang tepat untuk bertobat. 

8. Usahakan salat dimasjid. Disamping dapat pahala berjamaah dengan bersama-sama salat tidak akan terasa berat lagi. 

9. Jika tidak di masjid usahakan salat berjamaah bersama anggota keluarga.

10. Jangan makan terlalu banyak karena bila perut terlalu kenyang akan membuat kita berat dan mengantuk, akhirnya malas kita untuk salat. 

11. Jika rasa malas mulai datang segera beristigfar sebanyak-banyaknya dan juga membaca surat An-Nas sebanyak tiga kali.




B. SARAN

         Saran dari saya sebagai penulis adalah dengan adanya WASOMA diharapkan bisa menjadi kebiasaan bukan sebuah paksaan. Untuk lebih memakmurkan jamaahnnya diharapkan seperti mukena, sarung, sajadah, dan juga keset. Bisa dicuci oleh pihak ROHIS, tapi untuk tidak memberatkan salah satu pihak, sebaiknya dijadwal perkelas. 
Bukan hanya itu saja tapi untuk membuat masjid tampak lebih hidup perlu di kumandangkan adzan untuk memanggil orang untuk melaksakan kewajinbannya. Lagi-lagi ini juga perlu di jadwal dengan perwakilan setiap kelasnya. Ini perlu di musyawarahkn lagi, karena saya sebagai penulis hanya memberi kan pendapat saya, diterima syukur, tidak diterima tidak jadi masalah untuk saya.

         Kemudian sebaiknya diadakan piket masjid harian, mengapa? Karena saya sebagai penulis merasa prihatin yang menyapu pak satpam lagi. Peserta didik di sampingnya malah acuh tak acuh. Tapi ketika mengerjakan itu semua harus berdasarkan dengan keikhlasan karena jika suatu perbuatan tidak dilakukan dengan ikhlas maka pahala dari pekerjaan tersebut akan hilang. Jadi kita percuma melakukan pekerjaan tersebut dengan kerja keras tapi tidak menghasilkan apa-apa. 

          Untuk KETUA OSIS dan teman-teman seperjuangannya. Saya harap amanat ini bisa dipakai dan di gunakan sampai nanti. Mungkin dampaknya tidak akan terasa sekarang, tapi nanti. Ketika kita semua terjun ke dalam lingkup yang lebih besar lagi yaitu lingkup masyarakat. Harapan ini semoga bisa jadi kenyataan dan berlanjut secara berkala.





DAFTAR PUSAKA


http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_berjamaah untuk mengakses pengertian salat berjamaah, dan diakses pada tanggal 10 Maret 2015 

http://kbbi.web.id./masjid untuk mengakses pengertian masjid, diakses pada tanggal 11 Maret 2015.

http://kamus.cektkp.com/menghidupkan/ untuk mengakses 
pengertian kata menghidupkan, diakses pada tanggal 11 Maret 2015.

http://id.wikipedia.org/wiki/Salat_Munfarid   untuk mengakses pengertian salat munfarid, diakses pada tanggal 12 Maret 2015. 

http://www.dakwatuna.com/2014/08/14/55776/menghidupkan-kembali-fungsi-masjid/#ixzz3UGTqQu3N  untuk mengakses peran dan fungsi masjid, diakses pada tanggal 12 Maret 2015.

http://agama.kompasiana.com/2010/12/25/mengapa-orang-malas-ke-mesjid-sholat-berjamaah-327297.html  untuk mengakses alasan orang malas ke masjid, di akses pada tanggal 15 Maret 2015.

http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/14/05/23/n60jc418-menghidupkan-masjid  untuk mengakses cara menghidupkan masjid, diakses pada tanggal 16 Maret 2015.

http://cakrawalasehat.blogspot.com/2014/06/cara-menghilangkan-rasa-malas.html  untuk mengakses cara menghilangkan rasa malas, diakses pada tanggal 20 Maret 2015.






***lampiran































































~taps~











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Storytelling Situ Bagendit

RESENSI NOVEL

PUISI SANG SURYA